Berita Akurat - Menangis memang menjadi salah satu ciri khas dari anak-anak sejak pertama kali dilahirkan. Berbagai informasi tentang menangis pada anak sering kali sampai kepada ibu yang baru saja melahirkan.
Salah satu informasi yang paling sering terdengar adalah ada manfaat membiarkan bayi menangis. Namun penting Anda ketahui, psikolog anak, Chitra Annisya, M.Psi, mengatakan, membiarkan anak menangis berkepanjangan dapat membawa dampak buruk.
"Sebagai orangtua, penting untuk bersikap responsif. Artinya, ketika anak menangis harus justru langsung direspon. Tidak perlu langsung dikasih dot dan lain sebagainya, tapi dengan betul-betul kita respon menangis dengan mencari tahu kenapa," katanya kepada AkuratParenting, di Gandaria City Mal, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
"Ketika anak menangis, orangtua harus berusaha untuk mencari tahu apa yang coba ingin dikomunikasikan oleh anak tersebut. Jadi, tidak mendiamkan tangisan anak secara lama, itu yang sebaiknya dilakukan," lanjutnya.
Karena kalau anak dibiarkan berlama-lama menangis, justru akan menimbulkan perasaan tidak percaya dan tidak aman padanya. Anak akan merasa orangtuanya tidak mengerti apa yang dibutuhkan, sehingga tidak terjalin kelekatan yang baik.
"Biasanya orangtua takut dengan responsifnya menanggapi anak menangis, takut anak nantinya ketergantungan, manja, kepada orangtuanya. Jangan perlu khawatir, kalau usia 0-2 tahun pertama, justru tidak ada kata manjain anak. Jadi gakada istilah bau tangan dan sebagainya. Karena di usia ini yang paling penting adalah segera merespon, tidak mendiamkan tangisan secara berkepanjangan," jelasnya.
Yang bisa memicu anak menjadi terlalu manja adalah karena permintaannya selalu dituruti. Misalnya saat ia meminta suatu dengan menangis-nangis, langsung diberikan. Itu terjadi saat usianya lebih dari dua tahun.
"Kalau dibawah dua tahun kan umumnya anak nangis karena mengompol, capek, lapar, mengantuk, itu-itu aja. Dan itu harus segera dipenuhi kebutuhannya. Tapi kalau di atas usia dua tahun memang mungkin anak mulai ada manipulasi. Misalnya nangis berkepanjangan ketika minta dibelikan sesuatu, atau ketika masih ingin bermain di playground, disitu orangtua bisa jadi cenderung mengikuti permintaan anak. Itu bisa jadi ada dampak negatifnya," ujarnya.
Ketika ia sudah menginjak usia diatas dua tahun, orangtua harus mulai menganalisis, apakah keinginannya harus dituruti atau tidak. Ia bisa saja tantrum di depan umum, tendang-tendang atau lempar-lempar barang. Di sini orangtua perlu peka.
"Ketika anak di atas usia dua tahun tantrum untuk minta sesuatu, maka orangtua perlu bersikap konsisten kalau memang tidak boleh. Walaupun anak menangis meraung raung, harus tetap konsisten tidak dikasih," tambahnya.
"Berikan pengertian ke anak bahwa ini saatnya kita pulang. Misalnya beli mainan sudah minggu lalu, jadi minggu ini tidak ada jatah lagi beli mainan. Di situ anak mulai perlahan diajak untuk paham kondisi dimana dia bisa mendapatkan keinginannya, dan kondisi mana yang memang dia harus memahami kita dan tidak bisa mendapatkan keiginannya," tutupnya.[]
Sumber : Akurat.co
Komentar
Posting Komentar